![]() |
Jajaran direksi dan manajemen PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) menutup tahun 2024 dengan catatan pertumbuhan yang mengesankan. Perusahaan jasa pertambangan ini mencetak laba bersih sebesar Rp306,49 miliar, tumbuh 41% dibandingkan perolehan pada 2023 yang sebesar Rp217,28 miliar. Lonjakan tersebut tak hanya mencerminkan keberhasilan strategi operasional, tetapi juga sinyal bahwa sektor jasa penambangan, khususnya untuk komoditas nikel, semakin menjanjikan.
Direktur Utama MINE, Ivo Wangarry, menyebutkan bahwa keberhasilan ini akan dijadikan fondasi untuk penguatan bisnis di masa mendatang. “Ke depannya, didukung dengan berhasilnya pencatatan IPO pada Maret 2025, menjadi daya dukung bagi Perseroan untuk memperbesar bisnis dan meningkatkan kinerja finansial secara berkelanjutan,” ujarnya.
MINE mencatat total aset meningkat 56% menjadi Rp1,61 triliun dari posisi sebelumnya Rp1,03 triliun. Pertumbuhan aset ini, menurut manajemen, utamanya didorong oleh lonjakan nilai aset tetap bersih yang meningkat 57,7%. Permintaan dari mitra kerja untuk meningkatkan kapasitas produksi penambangan menjadi katalis utama dari belanja modal tersebut. “Dengan meningkatnya jumlah alat berat, maka MINE bisa menaikkan pula jasa penambangan nikel yang berdampak positif pada pendapatan,” jelas Ivo.
Sepanjang tahun lalu, pendapatan bersih MINE mencapai Rp2,11 triliun, naik 20,42% dari Rp1,75 triliun pada 2023. Menariknya, porsi terbesar-yakni 99,35%-disumbang oleh jasa penambangan, dengan kontribusi mencapai Rp2,10 triliun. Angka ini mempertegas posisi MINE sebagai pemain dominan dalam jasa eksplorasi dan pengolahan nikel.
Ivo menegaskan bahwa fokus bisnis Perseroan ke depan adalah memperluas penetrasi di sektor pertambangan nikel. “Hal ini tentu menjadi katalis positif bagi MINE, yang memiliki kompetensi dan pengalaman selama lebih dari 20 tahun dalam menyediakan layanan berkualitas tinggi bagi sektor pertambangan dan pengolahan nikel,” ujarnya.
Peningkatan pendapatan juga tercermin dalam pos piutang usaha pihak ketiga yang melonjak 103% menjadi Rp248,45 miliar. Sementara itu, tagihan bruto kepada pemberi kerja tumbuh 48,9% menjadi Rp481,39 miliar. Keduanya menjadi indikator meningkatnya aktivitas operasional dan volume proyek yang dijalankan MINE selama 2024. Maret 2025 menjadi titik penting dalam sejarah perusahaan dengan keberhasilan Initial Public Offering (IPO). MINE menghimpun dana sebesar Rp132,3 miliar dari hasil penjualan 612,6 juta lembar saham atau setara 15% dari modal ditempatkan, dengan harga penawaran Rp216 per saham.
Antusiasme pasar tercermin dari oversubscribe hingga 25 kali dalam masa penawaran umum, dengan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin emisi. Dana IPO tersebut akan digunakan untuk mendukung ekspansi alat berat dan optimalisasi operasional lapangan. Strategi ini sejalan dengan tren global yang menunjukkan bahwa nikel merupakan komponen kunci dalam pengembangan kendaraan listrik (EV).
Indonesia sendiri memiliki posisi strategis sebagai pemilik sekitar 20% cadangan nikel dunia. Dengan meningkatnya permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik, maka permintaan terhadap jasa penambangan dan pengolahan nikel diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. MINE memanfaatkan momen ini dengan mengintensifkan operasional dan memperkuat portofolio alat berat. Pendekatan ini diyakini akan memberikan leverage dalam jangka panjang serta memperbesar potensi margin usaha.
Dengan dukungan dana publik, basis aset yang lebih kuat, dan permintaan pasar yang terus tumbuh, MINE menempatkan diri sebagai pemain yang siap bersaing dan tumbuh berkelanjutan. Tinggal bagaimana perusahaan memastikan implementasi operasionalnya selaras dengan arah strategis tersebut, serta tetap menjaga efisiensi dan kepuasan pelanggan. Dalam konteks keberlanjutan dan tata kelola, MINE juga dihadapkan pada tuntutan untuk mengelola ekspansi dengan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), terutama dalam industri ekstraktif yang berisiko tinggi terhadap lingkungan. Keseimbangan antara ekspansi dan tanggung jawab sosial akan menjadi faktor pembeda di pasar yang semakin kompetitif. (sd)
Thanks for reading Laba Tembus Rp306 Miliar, MINE Tancap Gas di Bisnis Nikel. Please share...!