Permintaan Fashion Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Meningkat

Kiri ke kanan: Evelyn Hansiever - Sales & Marketing Peraga Expo, Paul Kingsen - Direktur Utama Peraga Expo, Farhan Aqil Syauqi - Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia, dan Lenny Agustin - National Chair Indonesia Fashion Chamber saat jumpa pers pameran tekstil ramah lingkungan Inatex 2025 di Jakarta, Kamis (13/3/2025)


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Permintaan fashion dengan materi ramah lingkungan dan berkelanjutan diprediksi akan meningkat pada 2025. Hal ini didorong kesadaran masyarakat untuk mengurangi dampak kerusakan pada lingkungan.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengatakan, permintaan fashion ramah lingkungan mendorong tumbuhnya  industri tekstil berkelanjutan (sustainable fabric). “Pada 2023, nilai pasar sustainable fabric tercatat sebesar $29,1 miliar dan diproyeksikan terus meningkat, dari $32,74 miliar pada 2024 menjadi $74,8 miliar pada 2032, dengan CAGR 12,5% selama periode 2024–2032,” ungkap Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Farhan Aqil Syauq, Kamis (13/3/2025).

Untuk diketahui, Pemerintah memproyeksi industri tekstil dan garmen menjadi salah satu dari tiga industri utama yang akan mendorong sektor ekonomi kreatif berkembang pesat di tahun 2025. “Revolusi fashion dengan penekanan pada material ramah lingkungan dan berkelanjutan akan menjadi sub kategori paling diminati,” lanjut Jemmy.

Merujuk dari hal tersebut pasar global sustainable fabric diperkirakan akan terus berkembang pesat, terutama di industri pakaian, furnitur, dan medis. Nilainya diproyeksikan mencapai $72,7 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 10,6% dari 2024 hingga 2030.

Perancang busana Lenny Agustin mengungkapkan, minat masyarakat saat ini pada fashion ramah lingkungan semakin meningkat. Namun hal ini tentunya harus didukung oleh industri tekstil yang sejalan. “Karena itu saya harap harus semakin erat bergandengan tangan antara desainer dan industri tekstil karena pangsa pasar mode di Indonesia sangat besar,” katanya.

Potensi pasar tersebut ditangkap dengan digelarnya  pameran tekstil Inatex- Indo Intertex 2025 yang menghadirkan teknologi dan tren untuk masa depan fashion berkelanjutan. Pameran berlangsung selama 3 hari, 15-17  April 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Pameran menghadirkan lebih dari 500 perusahaan dari 12 negara. Sebanyak 16 ribu pengunjung yang ditargetkan akan dapat melihat  perkembangan teknologi terbaru, tren global, serta solusi inovatif dalam berkelanjutan, digitalisasi dan efisiensi energi dalam Industri tekstil dan garmen dengan luasan area lebih dari 24.000 sqm.

“Pameran ini menghadirkan beragam produk ramah lingkungan dan berkelanjutan, di antaranya organic and natural fibers, recycled textile, plant based & biofabricated materials, low – impact and waterless dyeing, smart and sustainable textiles, DTG printer, dan masih banyak lagi,” ujar Direktur Utama Peraga Expo, Paul Kingsen.

Menariknya, pameran juga dilengkapi dengan program Build Your Brand (BYB), sebuah inisiatif khusus yang dirancang untuk memberdayakan para pengusaha fesyen dalam membangun dan mengembangkan merek mereka sendiri. BYB menghubungkan para peserta dengan para pakar industri, termasuk konsultan fashion, profesional CMT garmen, dan spesialis percetakan tekstil, yang memberikan panduan khusus untuk mewujudkan visi mereka.

Program Tex Colour Trend Zone dirancang untuk menampilkan beragam palet warna yang terinspirasi dari tren dan fenomena global, sekaligus merayakan kekayaan warisan budaya Indonesia baik yang berwujud maupun tidak berwujud. (ym)

Labels: Gaya Hidup

Thanks for reading Permintaan Fashion Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Meningkat. Please share...!

Back To Top