Pembaruan Teknologi Pabrik Sawit Perlu Terus Didorong

Pengembangan teknologi produksi CPO yang kian hemat air dan energi menjadi bahasan diskusi Updating Technology and Talent on Palm Oil Mill Indonesia


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Pembaruan teknologi yang lebih hemat air dan energi di pabrik-pabrik sawit di Indonesia perlu terus didorong. Hal tersebut diperlukan untuk menjaga keberlanjutan hilirisasi sawit nasional sekaligus mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) di sektor industri pada 2050 mendatang.

Menurut Direktur Industri Hasil Laut dan Perkebunan Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setiadi Diarta, peningkatan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas teknologi produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pabrik kelapa sawit (PKS) di Tanah Air menjadi sebuah keniscayaan dengan keterlibatan teknologi tinggi, tepat guna, dan adaptif terhadap kebutuhan industri. Hal tersebut mengingat sawit merupakan komoditas yang paling siap mendukung pencapaian NZE sektor industri pada 2050.

“Sawit dalam Visi Indonesia Emas 2045 telah diarahkan untuk mengeliminasi emisi karbon pada industri sawit nasional. Kata kuncinya, pengembangan sektor industri yang berkelanjutan (sustainable) dan mampu tertelusur (traceable) sebagai prasyarat penerimaan produk hilir sawit di pasar global,” ungkap Setiadi Diarta, Kamis (25/7/2024).

Setiadi mengatakan hal itu saat mewakili Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika membuka diskusi Updating Technology and Talent on Palm Oil Mill Indonesia. Setiadi mengapresiasi diskusi itu karena sangat strategis dalam mendukung keberlanjutan hilirisasi sawit nasional, bagaimanapun juga industri hilir butuh kepastian pasokan bahan baku CPO atau minyak kernel (crude palm kernel oil/CPKO) berkualitas dalam kuantitas yang memadai. Kemenperin kini tengah menyusun Peta Jalan (Roadmap) Sawit Indonesia Emas 2045, yakni pada 2045, dapat tercapai postur industri sawit hulu-hilir yang berkelanjutan (sustainable) dan sejalan dengan ultimate goals pertumbuhan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan, dan inklusif.

Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI) Tatang Hernas Soerawidjaja menjelaskan, produksi CPO yang dipraktikkan oleh para PKS sekarang ini menggunakan teknologi berumur lebih dari 100 tahun sehingga cenderung boros penggunaan air dan sumber energi. Karenanya, teknologi produksi CPO yang kian hemat air dan energi perlu dikembangkan agar meminimalkan volume limbah cair yang harus diolah maupun penggunaan biomassa nonminyak yang terkandung di dalam tandan buah segar (TBS) sawit.

Menuju Emisi Rendah

Sementara itu, Plt Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga menambahkan, teknologi pengolahan TBS harus diubah dari wet-process ke dry-process (tanpa steam) perlu dijalankan agar emisi gas rumah kaca (GRK) rendah, kandungan phytonutrients di dalam minyak tinggi, dan tidak terjadi pencemaran lingkungan dari limbah cair (No POME, proses sterilisasi ke pasteurisasi).

Sedangkan Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB) Achmad Mangga Barani menuturkan, seiring perkembangan sektor hulu, PKS telah berkembang pesat, terutama seiring masifnya digitalisasi dan artificial intelligence (AI), yang didukung ilmu komputer, sehingga PKS di dunia pun berkembang dengan menghasilkan produksi yang lebih bernilai dan lebih efisien.

Mangga Barani, yang juga Dirjen Perkebunan Kementan 2006-2010, menyebutkan, perkembangan teknologi PKS di Indonesia tidak boleh stagnan tapi harus mengikuti kondisi saat ini. “Teknologi PKS yang baik tentu yang efisen dan meminimalkan processing cost serta dapat meminimalkan kehilangan minyak,” ujar dia.

Diskusi Updating Technology and Talent on Palm Oil Mill Indonesia digelar saat 2nd Technology and Talent Palm Oil Mill Indonesia Conference & Exhibition (2nd TPOMI 2024) yang berlangsung pada 18-19 Juli 2024 di Bandung, Jawa Barat, dengan tujuan mendorong pembaruan teknologi PKS. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendukung acara yang digelar Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) bersama Media Perkebunan itu. (sd)

Labels: Ekonomi

Thanks for reading Pembaruan Teknologi Pabrik Sawit Perlu Terus Didorong. Please share...!

Back To Top