Gedung Bank Mandiri |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Sejalan dengan komitmen penerapan environmental, social and governance (ESG), Bank Mandiri terus melakukan inovasi untuk mencapai praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan menerapkan fasilitas daur ulang air atau water recycle di kantor Bank Mandiri. Saat ini, gedung kantor Bank Mandiri yang telah menggunakan fasilitas water recycle antara lain di gedung Wisma Mandiri, Plaza Mandiri dan Menara Mandiri. Sistem water recycle ini berguna untuk proses daur ulang air dan memastikan tidak adanya pencemaran air di sekitar lokasi kantor. Adapun, air yang didaur ulang itu nantinya digunakan untuk flushing toilet, pemeliharaan tanaman, dan lain-lain. Selain itu, gedung-gedung perkantoran Bank Mandiri juga membuat lubang-lubang biopori dan sumur resapan di area terbuka hijau.
Alexandra Askandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan khusus dalam pengelolaan air, Bank Mandiri telah mengelola air limbah (efluen) menggunakan sewage treatment plan. Teknologi ini memastikan efluen yang dihasilkan telah memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dialirkan ke badan air penerima. “Bank Mandiri juga memanfaatkan air buangan yang telah diolah untuk digunakan kembali pada mesin pendingin dan penyiraman tanaman, serta memenuhi baku mutu air minum untuk konsumsi dengan proses reverse osmosis,” ujar Alexandra.
Terkait dengan jaminan mutunya, kualitas efluen Bank Mandiri diperiksa secara berkala setiap satu bulan sekali dengan mengirimkan sampel air ke laboratorium lingkungan terakreditasi dan dilaporkan kepada instansi terkait. Komitmen Bank Mandiri untuk menggunakan air daur ulang dan air dari pihak ketiga tercermin dari jumlahnya yang terus meningkat tiga tahun terakhir antara lain 116.057 m3 (2021), 138.580 m3 (2022), dan 141.106 m3 (2023). Di mana persentase jumlah penggunaan air daur ulang di 2023 sebesar 20 persen dari total konsumsi air secara keseluruhan. Selain itu pengolahan air limbah, Bank Mandiri memiliki 196 lubang biopori dan 39 sumur resapan. Sarana penampungan air lainnya berupa danau buatan seluas 1,8 hektare berada di kawasan Mandiri University, Wijayakusuma.
“Danau buatan itu menjadi sumber air utama untuk bangunan di kawasan tersebut setelah air tampungan diolah menjadi air baku,” kata Alexandra.
Inisiatif water recycle ini ini juga turut mendukung Hari Air Sedunia (World Water Day) yang diperingati setiap 22 Maret. Melalui kampanye global ini, PBB juga bermaksud untuk mengenalkan konservasi air secara lebih luas melalui kegiatan nyata. Kampanye ini juga melibatkan masyarakat di berbagai belahan dunia untuk lebih peduli terhadap masalah air. Setiap tahunnya, UN Water mengusung tema yang berbeda untuk merayakan Hari Air Sedunia. PBB juga melibatkan negara-negara anggota PBB, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan organisasi non pemerintah agar fokus perhatian publik terhadap isu-isu kritis air semakin didengar. Berdasarkan informasi dari laman United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), Hari Air Sedunia 2024 mengusung tema Leveraging Water for Peace atau Memanfaatkan Air untuk Perdamaian.
Alexandra mengungkapkan, inisiatif pengelolaan air daur ulang dan biopori hanya salah satu dari banyak inisiatif operasional ramah lingkungan yang diterapkan di Bank Mandiri. "Kami terus berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan mendorong internalisasi budaya ESG kepada seluruh pegawai dan pemangku kepentingan lainnya," pungkasnya. (sd)
Thanks for reading Transformasi Limbah! Bank Mandiri Ubah Air Limbah Jadi Air Baku. Please share...!