 |
Peresmian Solar Academy Indonesia |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Kolaborasi lintas sektor kembali mewarnai peta pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia. Tiga pemain kunci di industri energi dan teknologi-Xurya Daya Indonesia, Huawei Indonesia, dan JJ-LAPP Cable Indonesia-kembali bergandeng tangan menghadirkan Solar Academy Indonesia 2025, sebuah program pelatihan intensif yang dirancang untuk mempercepat transisi menuju energi bersih di Tanah Air.
Program ini akan berlangsung pada Juli hingga Agustus 2025 di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute, dengan target peserta dari kalangan praktisi Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) di sektor energi surya. Pendaftaran dibuka mulai 19 Juni hingga 1 Juli 2025 melalui tautan resmi http://bit.ly/SAI-2025. Kehadiran Solar Academy Indonesia 2025 seolah menjawab kebutuhan mendesak dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang disahkan bulan lalu. Dalam dokumen tersebut, energi surya disebut sebagai tulang punggung transisi energi, dengan porsi terbesar dalam bauran energi baru terbarukan-sebesar 17,1 GW, tertinggi dibandingkan sumber EBT lainnya.
Tidak hanya berperan sebagai katalisator pemanfaatan EBT, pengembangan energi surya juga diyakini dapat menciptakan 1,7 juta lapangan pekerjaan, dengan sekitar 760.000 di antaranya merupakan kategori green jobs. Dari jumlah itu, PLTS diproyeksikan menyerap lebih dari 350.000 pekerja, menjadikannya sektor EBT dengan potensi penciptaan lapangan kerja tertinggi. PLTS sendiri diprediksi memberikan peluang lapangan kerja bagi lebih 350.000 pekerja-paling tinggi di antara sektor EBT lainnya. Pemerintah mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pelaku usaha dan mitra swasta, khususnya dalam peningkatan keterampilan tenaga kerja di sektor PLTS.
"Oleh karena itu, kami menyambut baik peluncuran Solar Academy Indonesia. Kami berharap akademi ini dapat menjadi mitra strategis dalam menyediakan pelatihan yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM), serta mendorong pengembangan ekosistem energi surya yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Wahyudi Joko Santoso, ST, MT, Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan.
Pernyataan serupa datang dari kalangan asosiasi. Arya Rezavidi, MEE, Ph.D., Wakil Ketua Dewan Pakar Bidang Riset & Teknologi, Asosiasi Energi Surya Indonesia, menyebut bahwa salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan PLTS adalah kesiapan SDM.
Menurut Arya, pemanfaatan energi surya hingga saat ini masih belum optimal. Salah satu tantangan utama adalah adanya kebutuhan akan SDM berkualitas, mulai dari installer, engineer, technical analyst, financial analyst, software engineer hingga safety engineer. "Mengingat proyek PLTS ini memerlukan investasi yang tinggi dan jangka waktu operasional yang lama, kualitas SDM menjadi faktor yang krusial. Karena itu, kami menyambut baik kehadiran Solar Academy Indonesia dalam meningkatkan potensi SDM lokal serta memperkuat ekosistem PLTS secara berkelanjutan,” ujarnya.
Philip Effendy, Vice President of Operations Xurya Daya Indonesia, menegaskan bahwa Solar Academy Indonesia adalah bentuk nyata komitmen pihaknya untuk membangun SDM lokal yang siap bersaing di kategori green jobs, khususnya di sektor energi surya. Menurut Philip, Solar Academy Indonesia merupakan program pelatihan terpadu yang bertujuan meningkatkan keterampilan SDM lokal dalam kategori green jobs, khususnya dalam bidang energi surya. "Berkolaborasi dengan Huawei Indonesia dan JJ-LAPP Cable Indonesia sebagai partner teknologi, akademi ini berfokus pada pemahaman praktis dan teknis, seperti best practice pemasangan modul PLTS agar peserta siap terjun langsung ke lapangan. Besar harapan kami, program ini dapat mencetak SDM berkualitas yang mampu berkontribusi maksimal dalam pengembangan kedaulatan energi surya nasional,” tuturnya.
Dari pihak Huawei Indonesia, Jimmy Carlos Simamora, Channel Marketing Manager, menyoroti pesatnya pertumbuhan PLTS di Indonesia dan pentingnya kesiapan SDM untuk mengimbanginya. “Kami melihat bahwa pertumbuhan PLTS di Indonesia sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan ini wajib diimbangi dengan ketersediaan SDM lokal yang kompeten dan siap terjun langsung di lapangan, tetapi juga aware dengan inovasi seputar instalasi PLTS. Solar Academy Indonesia 2025 lahir dari kebutuhan tersebut," katanya,
"Kami ingin memastikan bahwa penguasaan teknologi energi surya juga disertai dengan penguatan kapasitas SDM lokal, agar Indonesia bisa lebih mandiri dalam mendorong transisi energi bersih. Sebagai bentuk apresiasi, 10 lulusan terbaik akademi ini akan mendapatkan kesempatan berkunjung ke kantor pusat Huawei di Shenzhen, Tiongkok, untuk memperdalam pengetahuan tentang teknologi energi surya tingkat global,” dia menambahkan.
Sementara itu, Raja Tinjo Hotmarasi, Head of Renewable Energy Division JJ-LAPP Cable Indonesia, menjelaskan kontribusi perusahaannya dalam mendukung pengembangan sektor energi terbarukan melalui inisiatif ini. Menurut Raja, Solar Academy Indonesia adalah wujud nyata komitmen JJ-LAPP Cable Indonesia dalam mendukung perkembangan sektor energi terbarukan di Indonesia. "Sebagai penyedia solusi kabel dan konektivitas terkemuka di ASEAN, kami meyakini upskilling SDM berperan penting dalam mendorong terciptanya ekosistem energi bersih yang lebih tangguh dan berkelanjutan," katanya.
"Melalui inisiatif ini, para praktisi EPC akan dibekali keterampilan teknis PLTS, pemahaman komprehensif mengenai sistem energi surya, serta soft skills yang dibutuhkan untuk menghadapi dinamika industri energi baru terbarukan,” dia menambahkan.
Solar Academy Indonesia 2025 akan menghadirkan enam sesi pelatihan, masing-masing satu hari penuh per minggu. Kurikulum yang disusun tergolong komprehensif dan mencakup empat modul utama: PV System Overview, PV System Design & Installation, PV System Monitoring, Operation & Maintenance, dan ESS System Introduction & Installation.
Dengan kombinasi teori dan praktik langsung, akademi ini berupaya mencetak SDM energi surya yang tidak hanya memahami sistem secara konseptual, tetapi juga siap bekerja langsung di lapangan. Dalam konteks transisi energi yang kian mendesak, inisiatif seperti ini menjadi fondasi penting untuk memastikan Indonesia tak hanya menjadi pasar energi bersih-melainkan juga penggeraknya. (ym)